Jurnalis: Hartoyo / Editor:Arifin
Pasuruan - Upacara Yadnya Kasada di masa pandemi covid-19 ini super ketat penjagaannya karena di khususkan untuk warga Tengger kabupaten Pasuruan, yang di laksanakan dalam suasana yang sangat terbatas dan dengan protokol kesehatan yang ekstra ketat, senin (6/7/2020).
Pra upacara adat Tengger "Yadnya Kasada" Kabupaten Pasuruan (foto/Hartoyo) |
Dalam giat upacara tersebut berjalan seperti biasanya dimana sama seperti tahun-tahun lalu, dengan pembacaan do'a selanjutnya, melakukan ritual labuhan berupa hasil bumi warga tengger.
Bedanya, di tahun ini dalam penjagaannya di perketat hal itu di lakukan karena adanya pandemi covid-19, jadi protokol kesehatan benar-benar di laksanakannya, karena upacara tersebut di khususkan warga tengger.
Seperti yang di sampaikan kepada potretwarta.co.id oleh kepala Desa Mororejo, Ngatoyo, desanya adalah pintu gerbang yang berbatasan dengan desa Ngadirejo, masyarakat yang mau lewat harus di periksa identitasnya dahulu biar tidak ada penyerobot yang masuk dan jalan jalan tikus yg menuju gunung bromo juga di tutup.
"Desa kami adalah perbatasan yang menjadi pintu gerbang, jadi setiap orang yang hendak masuk kami periksa dahulu identitasnya dan memblokir jalan-jalan tikus yang menuju Gunung Bromo", Terangnya.
Senada, juga di sampaikan oleh Babinsa Koramil Tosari, Agus setiawan, agar keamanan terjaga kita buat keamanan tiga ring yaitu di desa Mororejo, desa Baledono dan di Pakis bincil desa Wonokitri.
"Kita buat keamanan di tiga ring, yaitu di desa Mororejo, Baledono dan Pakis bincil Wonokitri agar keamanan lebih terjaga", tegasnya kepada potretwarta.co.id
"Kalau ada penyerobot yang ingin masuk maka akan di kembalikan dan bagi yg di luar Tengger kalo membawa sesaji dan labuhan akan di ijinkan ikut dalam upacara tersebut", sambung Pak Nila, selaku ketua Pecalang.