-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan utama destop

Iklan Utama

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kasus Covid-19 Varian Omicron Di Lumajang Diprediksi Akan Meningkat, Masyarakat Diimbau Tidak Panik Dan Taat Prokes

Sabtu, 26 Februari 2022 | 09:02 WIB Last Updated 2022-07-20T11:19:59Z
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dr Bayu Wibowo Ignasius.


Lumajang - Angka kasus Covid-19 varian Omicron di Kabupaten Lumajang diprediksi akan mengalami lonjakan pada awal hingga pertengahan Maret 2022 nanti.


"Kasus Covid-19 di Lumajang seperti daerah-daerah di Jawa Timur memang diperkirakan dalam waktu dua minggu kedepan kita akan mengalami peningkatan kasus, dan itu berdasarkan dari prediksi pakar epidemiologi, bahwa pada awal Maret sampai pertengahan Maret akan mengalami puncak dan setelah itu akan menurun kasusnya", ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang dr Bayu Wibowo Ignasius saat dikonfirmasi PotretMedia melalui WhatsApp, Jumat (25-02-2022).


Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang per 24 Februari 2022 terdapat 930 orang yang terpapar Covid-19. 858 menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya masing-masing. Sementara terdapat 69 orang menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan ada 3 orang pasien yang menjalani isolasi terpadu (isoter).


“Mereka yang terpapar dengan gejala ringan atau sedang bisa isoman di rumahnya masing-masing. Tetapi jika di rumahnya tidak layak digunakan sebagai tempat isoman, kami mengarahkan mereka untuk isoter di gedung Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lumajang bagi warga yang bertempat tinggal di kawasan kota. Bisa juga di Kecamatan yang sudah disediakan oleh pemerintah Kecamatan”, kata dr Bayu.


Disampaikannya, bahwa dari data yang ada, penyebab terjadinya peningkatan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Lumajang saat ini yang mendominasi adalah varian Omicron.


"Masyarakat tetap harus waspada, peningkatan secara data terjadi karena saat ini yang mendominasi adalah varian Omicron dan itu sangat mudah menular namun sebagian besar tanpa gejala atau gejala ringan", jelasnya.


Menurutnya, varian Omicron memiliki karakter yang sangat cepat menular. Hal ini mengakibatkan transmisi meningkat cukup tinggi.


Dijelaskan oleh dr Bayu, prosedur ini berbeda dengan kondisi korona varian delta yang pernah merebak sebelumnya. Memang benar jika varian Omicron kali ini lebih cepat menyebar dan menular. Namun, tingkat gejala yang ditunjukkan cukup ringan. Kecuali bagi masyarakat yang memiliki penyakit penyerta (komorbid). Sehingga, mereka yang terpapar tanpa komorbid bisa isoman di rumahnya masing-masing.


Varian Omicron, lanjut dia, tidak mudah dikenali. Sebab, ratusan kasus aktif di Lumajang baru diketahui saat dilakukan tracing dan skrining.


“Banyak yang tanpa gejala atau gejala ringan seperti flu, batuk, pilek, meriang, nyeri badan, nyeri tenggorokan dan lainnya. Mereka baru tahu terpapar, ya, saat dilakukan skrining. Jadi, tidak perlu masuk rumah sakit. Karena begitu diobati dengan obat semacam penurun panas dan lainnya, tiga hingga lima hari sudah sembuh”, jelasnya.


Ringannya gejala tersebut menyebabkan pasien yang dirawat di rumah sakit cukup sedikit. Meski demikian, pihaknya tetap menyediakan 200 kamar. Artinya jumlah keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) masih sangat kecil dan di bawah batas bahaya 60 persen. “Jumlahnya menyesuaikan, kalau kurang akan kami tambah lagi”, ungkapnya.


Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak panik, sebab penyebaran Covid-19 dapat ditekan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, antara lain: mengkonsumsi makanan/minuman yang bergizi, disiplin mengenakan masker, jauhi keramaian, kurangi mobilitas, jaga kebersihan dan istirahat yang cukup.


Terkait dengan pengungsi/warga terdampak bencana erupsi Gunung Semeru, petugas Puskesmas setempat terus mengawasi dan melakukan test rapid antigen kepada pengungsi yang sakit, termasuk relawan melakukan rapid test terlebih dahulu sebelum ke lokasi.


Pemerintah Kabupaten Lumajang bersama TNI dan Polri terus berikhtiar meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19, mulai dari anak 6 berusia tahun sampai lansia, ini adalah bagian penting untuk menanggulangi akibat buruk sekaligus melindungi masyarakat dari penularan Covid-19.


"Untuk itu, kita harus disiplin menjalankan protokol kesehatan, terutama pemakaian masker yang menjadi pelindung utama kita, jadi bagi masyarakat yang tidak ingin tertular Covid-19 harus disiplin memakai masker bila berdekatan dengan orang lain, siapa tahu dia OTG (orang tanpa gejala, red), apalagi di rumah ada yang punya penyakit komorbid", imbaunya. (Her)

×
Berita Terbaru Update