Salah satu lahan pertanian di desa Wonosari yang di tutup, dan terlihat sampah baru |
Pasuruan - Permasalahan sampah di Nongkojajar kecamatan Tutur kabupaten Pasuruan sampai saat ini masih timbulkan desak desuk, yang seolah tidak ada solusi yang pas dari kalangan komponen yang bertanggung jawab atas insiden ini.
Semenjak di tutupnya lahan pertanian, warga di bingungkan harus di buang kemana justru saat ini sampah liar semakin banyak ada di beberapa titik di lahan pertanian bahkan ada pula yang membuang ke dalam got di kawasan Nongkojajar
Beberapa pedagang Kios Kalpataru Nongkojajar di desa wonosari mereka mengaku kalau dirinya tiap bulan di tarik biaya pemungutan sampah oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wonosari dengan nominal yang relatif, mulai dari Rp 60 ribu sampai dengan Rp 190 ribu setiap bulannya, bahkan salah satu mereka menunjukkan kwintansinya, rabu (8/7/2020).
Tong sampah yang di sediakan di depan kios-kios di desa Wonosari |
Subakri, ketua LMDH Wonosari saat di datangi ke kantornya dia tidak ada di lokasi, saat di konfirmasi via seluler dia tidak menjawab (belum membalas) terkait permasalahan ini saat di japri via whatsapp.
TPS yang di bangun Pemerintah Desa Wonosari yang berada di pasar Nongkojajar mencapai 95% |
Tak hanya itu, Semenjak Herlambang menjabat sebagai Kepala Desa Wonosari sampai saat ini pihak LMDH tidak pernah komunikasi dengannya, padahal sudah jelas SK LMDH Wonosari yang mengeluarkan adalah Kepala Desa Wonosari.
" Untuk TPS memang masih belum di fungsi
kan masih 95% tahap pembangunan, semenjak insiden demo dicecerkannya sampah di depan kantor kecamatan Tutur oleh warga, sejak itu kami langsung membangun TPS, dan saat lahan perhutani yang biasanya di buangi sampah di tutup, saya rasa tidak asal nutup tapi tidak memberi solusi," Kata Herlambang.
Selanjutnya, Camat Tutur, Mujiono, dirinya akan memanggil pihak terkait, saat di konfirmasi terkait sampah yang penuh di tong sampah, di buang kemana.
"Saya akan segera panggil pihak terkait," Jawabnya, via seluler. (Toy/Muh).