-->
×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan utama destop

Iklan Utama

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Warga Gakin Di Lumajang Dapat Bantuan Program Bedah Rumah, Malah Berujung Terlilit Hutang

Minggu, 13 Maret 2022 | 18:57 WIB Last Updated 2022-03-13T11:58:18Z
Ilustrasi: Dapat bantuan program bedah rumah, berujung terlilit hutang


Lumajang – Terdapat program bantuan bedah rumah yang dalam pelaksanaannya menyisakan persoalan. Persoalan yang dimaksud adalah ketika warga penerima manfaat pada akhirnya malah diminta membayar biaya kekurangan pekerjaan.


Hal ini terjadi pada warga penerima manfaat bernama Viki, yang beralamatkan di Dusun Madurejo Desa Munder Kecamatan Yosowilangun.


Pada awalnya Ia merasa senang karena tiba-tiba ditawari program bantuan bedah rumah. Beberapa waktu setelah diajukan, bantuan diterima. Setelah bantuan itu diterima, Anang sebagai orang yang membantu mengajukan menawari untuk mengerjakan rumahnya. Berlanjut mengarahkan pada toko bangunan untuk membangun.


“Saya kaget ternyata habis 16,5 juta lebih”, ungkapnya. Dia kebingungan karena harus membayar sisanya. Sebab, bantuan hanya senilai 10 juta. Akhirnya dia nekat meminjam ke bank untuk membayar sisanya.


Sementara itu, Kades Munder Samsul Hadi tidak mengetahui pasti kenapa dan bagaimana permasalahan tersebut bisa terjadi. Namun, sejak rumah Viki selesai dibangun sudah tiga kali dia mendatangi kantor desa. Dia mengeluhkan bantuan program bedah rumah yang pada akhirnya sekarang malah terlilit utang.


“Saya sendiri tidak tahu proses pengerjaannya, saya beberapa kali lewat ya mengucap alhamdulillah rumahnya sudah bagus. Eh, tahunya warga yang tergolong tidak mampu ini sambat. Saya heran kok tiba-tiba utang sampai 6 juta lebih. Tapi setelah saya dengar sudah dibayar 2 juta, masih ada sisa 4 juta”, kta Samsul.


Rencananya dalam waktu dekat Kades Munder Samsul Hadi akan mempertemukan Anang, pemilik toko bangunan, serta Viki untuk mencarikan solusi permasalahan tersebut. Sebab, pembangunan tersebut tidak menggunakan anggaran dari Pemerintah Desa maupun Pemkab Lumajang.


“Ini pakai dananya Baznas Lumajang. Anehnya lagi yang saya terima, nota yang ditagihkan ke Viki tidak ada nota asli. Hanya nota coretan yang tidak menunjukkan berapa besaran biaya yang dihabiskan. Viki ya terima-terima saja. Mau berontak juga tidak tahu caranya. Saya berencana mempertemukan semuanya nanti”, tandasnya. (Her)

×
Berita Terbaru Update