-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan utama destop

Iklan Utama

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Warga Desa Sumberwuluh Korban Erupsi Gunung Semeru Kecewa Terhadap Sikap Bupati Lumajang, Kenapa?

Jumat, 18 Februari 2022 | 07:38 WIB Last Updated 2022-02-18T00:40:11Z
Kuasa hukum warga Desa Sumberwuluh membersamai warga datangi Kantor Bupati Lumajang.


Lumajang - Warga Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang yang tergabung dalam wadah Paguyuban Peduli Erupsi Semeru (PPES) datangi Kantor Bupati Lumajang untuk menyampaikan aspirasi terkait soal tambang pasir, namun sayang, pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil lantaran Bupati sedang tidak ada di tempat karena ada kegiatan lain. Kamis (17-02-2022).


Warga mendatangi Pemkab Lumajang dengan dasar adanya surat tertanggal 9 Februari 2022 yang mendapat surat balasan dari Bupati Lumajang yang menerima audiensi pada hari Kamis, (17-02-2022) di ruang Mahameru, Kantor Pemkab Lumajang pukul 10.00 WIB s/d selesai, dengan ketentuan peserta audiensi antara 20 - 25 orang.


Warga yang datang menuntut kepada Bupati Lumajang untuk menutup CV Duta Pasir Semeru agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan yang lebih parah. Selanjutnya, warga juga meminta pertanggungjawaban kepada Bupati karena dianggap telah melakukan pembiaran atas aktivitas pertambangan yang tak lazim yang diduga sebagai penyebab tenggelamnya dua dusun di Desa Sumberwuluh.


Tidak hanya itu, warga juga meminta ganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan, akibat aktivitas pertambangan yang dilakukan perusahaan tersebut. Ketua Paguyuban Peduli Erupsi Semeru Nur Kholik mengatakan, pihaknya telah mengikuti ketentuan yang telah diatur protokoler Bupati. Mulai dari datang 30 menit sebelum jam yang ditentukan sampai pembatasan peserta audiensi.


"Semua aturan sudah kita ikuti, tapi sampai sekarang belum ditemui Bupati", kata Nur Kholik di depan ruang lobi Kantor Pemkab Lumajang, Kamis (17-02-2022).


Nur Kholik menjelaskan alasan dirinya dan rombongan datang adalah untuk mengadukan masalah pembangunan tanggul oleh CV Duta Pasir Semeru di sepanjang aliran sungai lahar semeru.


Karena menurutnya, pembangunan tanggul tersebut yang menyebabkan belasan warga Dusun Kamar Kajang dan Kampung renteng meninggal dunia. Selain itu tanggul tersebut diduga menjadi penyebab ratusan rumah warga di dua dusun tersebut terkubur material pasir.


”Saya sangat kecewa dengan sikap Bupati Lumajang Thoriqul Haq, yang katanya siang malam ada untuk rakyat, kami datang ke sini atas undangan resmi, ada 3 hal yang perlu saya sampaikan kepada Bupati, bahwa pada tanggal 23 Februari 2021 kami pernah ke sini tidak ditemui dari pagi sampai sore akhirnya malamnya di temui, hasilnya hanya ada pembangunan bronjong senilai 4 milyar, tapi tanggul-tanggul milik salah satu penambang pasir tetap tidak diberi teguran, kekhawatiran kami pada saat itu akhirnya terjadi pada tanggal 4 Desember 2021, ketika Gunung Semeru erupsi, rumah dan lahan sebagian warga habis tenggelam, ini bukan murni bencana dari Gunung Semeru, khusus untuk dusun Kamar Kajang dan Dusun Kampung Renteng, seharusnya lahar itu mengalir lurus ke laut bukan meluap ke kampung kami”, ungkapnya.


Nur Kholik menambahkan, bahwa pihaknya sempat diterima masuk oleh pejabat Pemkab Lumajang. Namun, mereka lantas keluar ketika mengetahui yang menemui bukan Bupati.


"Tadi sempat disuruh masuk. Tapi yang menemui bukan Bupati. Jadi kami keluar", tukasnya.


Nur Kholik dan rombongan warga terdampak erupsi Gunung Semeru menegaskan niatnya untuk tetap bertahan di lokasi sampai ditemui Bupati Lumajang Thoriqul Haq.


"Kami akan tetap disini, karena undangannya jam 10 sampai selesai. Kami anggap selesainya setelah kita bertemu dengan Bupati", tandasnya.


Sementara itu, Dimas pengacara Paguyuban Peduli Erupsi Semeru dari LBH Damar Indonesia Dimas, sangat kaget dengan sikap Bupati Lumajang Thoriqul Haq, dimana di dalam surat resminya telah menyatakan bersedia menemui warga di ruang Mahameru, pada waktu yang sudah ditentukan. Dimas sangat kecewa karena hanya ditemui oleh pejabat yang ditugaskan mewakili Bupati yang menyampaikan jika semua tuntutan warga nanti akan disampaikan kepada Bupati.


Di lain pihak, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Lumajang Teguh Widjajono, menyampaikan bahwa Bupati Lumajang sedang ada kegiatan di huntara. Namun begitu, pihaknya sudah menerima warga yang datang sesuai perintah dari Bupati dan meminta warga untuk menyampaikan aspirasinya.


"Sudah saya temui dan sampaikan kegiatan Bupati kepada warga. Namun mereka tetap ingin menunggu ditemui Bupati", kata Teguh. (Her)

×
Berita Terbaru Update