Foto: Safii/potretwarta |
Pasuruan - Maraknya bisnis tanah kaplingan di Kabupaten Pasuruan, karena sangat menjanjikan. Disetiap sudut kota banyak lahan yang bertuliskan " Di jual Tanah Kaplingan".
Fenomena ini yang terkadang disalahgunakan oleh oknum pengembang, tanpa mempedulikan dampak lingkungan. Seperti yang terjadi di Desa Kedungboto, Kecamatan Beji, kabupaten Pasuruan, Jawa timur.
Di wilayah tersebut merupakan lahan tempat peresapan air. Menurut masyarakat sekitar yang enggan disebut namanya, menuturkan bahwa di wilayah ini kalau musim penghujan menjadi langganan banjir, apalagi kalau tempat ini di uruk sampai hektaran, jadi apa desa kami, ujarnya.
Saat kami selaku awak media mencoba konfirmasi kepada pihak pengembang di lokasi tersebut pihak pengembang malah cabut meninggalkan lokasi tanpa bisa di konfirmasi.
Untuk menggali informasi lebih lanjut, kami coba mendatangi Edi, yang bertanggung jawab dalam pengurukan. Dia mengatakan "saya hanya sebatas mengawasi proses pengurukan dan sebagai pencatat armada yang mengirim tanah uruk," pengakuannya.
Edi juga mengatakan "soal ijin pengurukan saya tidak tahu apa-apa, sampean langsung ke Kepala Desa Kedungboto saja" tambahnya.
Saat team mencoba untuk konfirmasi ke Kantor Desa Kedungboto, Kades tidak ada di tempat. Saat kami hubungi via telfon tidak pernah diangkat.
Keesokan harinya kami juga langsung ke kantor Desa, saat mau di konfirmasi, Kades bilang "saya buru-buru mas di tunggu orang di kantor BPN, mungkin besok atau lusa" ujarnya.
Sampai berita diterbitkan, kami belum bisa mengkonfirmasi sedikitpun kepada Kades Kedungboto. (saf)